Berbekal dengan termos air panas, peralatan untuk memanjat, cemilan seadanya, dan tidak lupa membawa bendera merah putih, aku, Syifa dan Tumingkel bergegas untuk memanjat tower kemerdekaan pada pagi-pagi buta.
Setelah meminta ijin dari penjaga pekerjaan konstruksi, kami bergegas menuju tangga di bagian Barat kaki tower. Setelah memastikan peralatan telah terpasang dengan aman, kami merangkak naik perlahan. Satu demi satu anak tangga kami pijak, pemandangan semakin tinggi, dan kegelapan menaungi di sekitar kami. Dengan menenteng drybag di pundak, tubuhku harus sedikit merapat ke anak tangga. Setelah menempuh kurang lebih 100 meter vertikal selama 15 menit, kami tiba di puncak tower.
Angin malam yang bertiup, cahaya kerlap-kerlip dari bangunan di penjuru Bandung Selatan, pijakan yang sedikit bergoyang akibat terpaan angin mewarnai puncak tower dini hari itu. Sesampainya di tower kami membuat footloop yang diikat ke bagian atas tower, dan membuat pengaman di sana. Setelah aman untuk bersantai, kami menikmati pemandangan gelap yang diiringi cahaya oranye yang perlahan-lahan menampakkan wujudnya dari ufuk Timur.
Dengan menikmati cemilan yang dibawa kami membicarakan sejarah tower ini. Tower ini adalah tower yang mengumandangkan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia ke seluruh bumi nusantara dan dunia melalui pemancar radio yang terdapat di sini. Seperti yang telah diketahui, dahulu kampus putih biru memiliki banyak tower, dan sekarang tinggal tersisa 2 tower. Saat mendengarkan cerita pak Heru (Warek bidang Akademik dan Kemahasiswaan saat ini), dulu untuk merobohkan tower-tower yang ada di sekitar kampus dibutuhkan waktu tidak lebih dari 3 minggu, sampai tower itu benar-benar roboh dan bersih diangkut. Untuk mengantisipasi semua tower dirobohkan, beliau membuat surat kepada pihak yayasan untuk menyelamatkan 4 tower yang ada karena alasan historis dan penelitian. Hasilnya, 2 tower yang sekarang ada di kampus IT Telkom masih dapat berdiri hingga sekarang dan kita masih bisa mengilhami kedua tower tersebut. CMIIW.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekuasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo jang se-singkat-singkatnja
Suara kharismatik dari bapak bangsa Indonesia, Ir. Soekarno berkumandang di tower kemerdekaan. Pura-puranya sistem radio di tower ini sedang menyebarkan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia seperti dulu di tahun 1945 hehehe.. Rekaman proklamasi ini baru saja ku download dari link yang disebarkan melalui sms, dengan nama pengirim HUT RI 68. "Keren juga nih sekarang layanan provider ngasih beginian," pikirku dalam hati. Suara bung Karno memang kharismatik, membuatku ingin meniru intonasi dan caranya berbicara.
Pagi menjelang, rasa kantukku semakin tak tertahankan. Di bawah masih cukup sepi, belum ada tanda-tanda upacara akan diadakan. Dengan mengambil sebuah sarung dari drybag, aku menutupi sebagian badanku dari terpaan angin yang dingin.
Perlahan demi perlahan sekumpulan orang berkumpul di sekitaran gd.K. Orang-orang dari berbagai arah mulai berdatangan menuju lapangan rektorat pertanda upacara akan segera dimulai. Barisan mulai terbentuk, peserta upacara, karyawan IT Telkom, serta satuan pengamanan kampus mengambil tempat. Terlihat wajah-wajah baru yang samar dari kejauhan, dengan penampilan yang seragam, mengikuti Upacara Peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-68.
Aku pun turut bangga kepada orang-orang yang telah berprestasi dan mengangkat nama negeri ini. Dan harapanku sebagai bagian penerus bangsa adalah untuk dapat mengisi kemerdekaan dengan berbagai prestasi dan karya untuk negeri ini. Bumi pertiwi yang kucintai.
Selamat hari Kemerdekaan Indonesia ke-68, jayalah selalu negeriku Indonesia!
Merdeka!!
Merdeka!!
Merdeka!!
Lambang suci gagah perwira
Di seluruh pantai Indonesia
Kau tetap pujaan bangsa
Siapa berani menurunkan engkau
Serentak rakyatmu membela
Sang merah putih yang perwira
Berkibarlah Slama-lamanya
Bersedia setiap masa
Mencurahkan segenap tenaga
Supaya kau tetap cemerlang
Tak gentar rakyatmu berkorban
Sang merah putih yang perwira
Berkibarkah Slama-lamanya
Galeri Foto:
Sumber gambar : dokumentasi penulis, http://i311.photobucket.com/albums/kk452/ediscybermedia/TowerKampusBiru.jpg