Tahun terakhir kuliah di kampus tercinta membuatku ingin punya kenangan sebanyak-banyaknya. Mungkin terdengar klise, tapi yah memang begini lah adanya yang ada di pikiranku. Hal yang kita lakukan saat ini, inilah yang akan kita ceritakan ke teman-teman, pacar, bahkan mungkin anak-anak kita.
Aku punya mimpi di kampus ini, mimpi yang mungkin terlalu tinggi untuk dicapai. Yah, pada cerita kali ini tak perlu lah rasanya kita bahas mimpi-mimpi itu. Aku hanya ingin bercerita tentang perjalanan bersama orang-orang bodoh (anak-anak Ilmu Komputasi 2009) yang menjadi salah satu keluargaku di kampus ini, bertualang di alam bebas. Salah satu mimpiku yang sudah tercapai.
.
Hari itu Kamis, 14 Maret 2013.
Rencana kami ke gn.Papandayan mulai sedikit kelihatan akan berhasil. Orang-orang bodoh yang bilang ingin ikut perjalanan, dengan semangat pergi ke pasar Gedebage untuk mencari perlengkapan trekking. Barang yang kami cari di pasar ini adalah celana lapangan yang bahannya cepat kering. Pasar itu kami telusuri, lihat kanan-kiri, dan mencari-cari barang yang kira-kira sesuai untuk dikenakan. Ada saran dari temanku untuk mencari di toko yang pernah ia datangi. Sarannya sangat membantu, walaupun dengan bekal denah seadanya.
. Nih denahnya :
Denah seadanya dari si Ocul
Akhirnya kami menemukan barang-barang yang sesuai dengan keinginan. Ada yang galau, ada yang ingin beli tapi harga tidak sesuai, campur aduk perasaan semua ada di pasar!
Dari pasar Gedebage, kami menuju SuperIndo dekat Ciwastra, tempat kami belanja bahan makanan. SuperIndo itu sebuah supermarket, yang harganya tidak terlalu jauh berbeda dengan pasar. Hanya lebih mahal sekitar 2ribu - 3ribu, menurutku.
Sore berganti malam. Hal-hal yang sudah dipersiapkan siap dipacking. Walaupun jalan-jalan, standarnya tetap standar aman lhoo. Karena aman tuh nomor 1 ya teman-teman. Aman dulu baru nyaman. Oke?
Berbekal peta Bakosurtanal Negla skala 1 : 25.000, kompas, dan alat-alat lainnya, besok kami siap berangkat.
Berbekal peta Bakosurtanal Negla skala 1 : 25.000, kompas, dan alat-alat lainnya, besok kami siap berangkat.
Jum'at, 15 Maret 2013
Perjalanan dimulai dengan berkumpul di SC (Student Center) jam 16.00 WIB. Karena sedikit miss komunikasi jad berangkat jam 16.30. Yah, walaupun ngaret berangkat, tapi sejauh ini lancar-lancar saja sesuai rencana. Sebelum berangkat, sebagai mahasiswa yang gila foto, kami foto bersama dahulu
Setelah foto bersama, kami melakukan perjalanan darat dari Bandung - Garut menggunakan motor. Untuk sampai ke Garut, dibutuhkan waktu sekitar 2,5 - 3 jam. Jalur yang ditempuh adalah IT Telkom (Dayeuh Kolot) - Soekarno Hatta - Rancaekek - Nagrek - Garut. Sesampainya di Garut, perjalanan belum usai. Untuk mencapai kaki gunung Papandayan, kita harus melanjutkan perjalanan ke desa Cisurupan, Kabupaten Garut. Dari Garut menuju desa Cisurupan dapat ditempuh dalam kurang lebih 1 jam perjalanan.
Akhirnya kami sampai di desa Cisurupan! Sampai di pintu selamat datang kawasan wisata gn.Papandayan, hari sudah malam. Jalur terjal menanjak cukup menantang bagi pengendara motor yang belum pernah kesana. Beberapa kali orang yang dibonceng harus turun sejenak dikarenakan motor yang tidak kuat menanjak.
Di tengah perjalanan, salah satu motor kami mengalami kerusakan. Alhasil untuk sekitar satu jam, kami mendorong motor di tanjakan yang cukup terjal itu. Olahraga malam yang tidak diharapkan. .
Dikarenakan hari yang sudah malam, aku memutuskan untuk mendirikan camp di kebun yang ada di sekitar jalur tanjakan. Akhirnya malam itu, kami menikmati malam di kebun yang indah. Anggap saja namanya kebun perjuangan.
.
Akhirnya kami sampai di Pondok Saladah, tempat yang kami tuju dari pagi hari tadi. Pondok Saladah adalah tempat yang luas, dengan sabana yang indah dan Edelweiss yang menurutku selalu romantis untuk dilihat. Tempat yang mungkin akan selalu tersimpan dalam memoriku, dan kuharap memori teman-temanku.
Gallery Foto:
Perjalanan dimulai dengan berkumpul di SC (Student Center) jam 16.00 WIB. Karena sedikit miss komunikasi jad berangkat jam 16.30. Yah, walaupun ngaret berangkat, tapi sejauh ini lancar-lancar saja sesuai rencana. Sebelum berangkat, sebagai mahasiswa yang gila foto, kami foto bersama dahulu
Setelah foto bersama, kami melakukan perjalanan darat dari Bandung - Garut menggunakan motor. Untuk sampai ke Garut, dibutuhkan waktu sekitar 2,5 - 3 jam. Jalur yang ditempuh adalah IT Telkom (Dayeuh Kolot) - Soekarno Hatta - Rancaekek - Nagrek - Garut. Sesampainya di Garut, perjalanan belum usai. Untuk mencapai kaki gunung Papandayan, kita harus melanjutkan perjalanan ke desa Cisurupan, Kabupaten Garut. Dari Garut menuju desa Cisurupan dapat ditempuh dalam kurang lebih 1 jam perjalanan.
Akhirnya kami sampai di desa Cisurupan! Sampai di pintu selamat datang kawasan wisata gn.Papandayan, hari sudah malam. Jalur terjal menanjak cukup menantang bagi pengendara motor yang belum pernah kesana. Beberapa kali orang yang dibonceng harus turun sejenak dikarenakan motor yang tidak kuat menanjak.
Di tengah perjalanan, salah satu motor kami mengalami kerusakan. Alhasil untuk sekitar satu jam, kami mendorong motor di tanjakan yang cukup terjal itu. Olahraga malam yang tidak diharapkan. .
Dikarenakan hari yang sudah malam, aku memutuskan untuk mendirikan camp di kebun yang ada di sekitar jalur tanjakan. Akhirnya malam itu, kami menikmati malam di kebun yang indah. Anggap saja namanya kebun perjuangan.
.
Sunrise di kebun kaki gn.Papandayan |
Camp pagi hari |
Masakan hutan :3 |
Orang-orang bodoh |
Sabtu, 16 Maret 2013
Kami melanjutkan perjalanan di pagi hari dengan aktifvitas camp, seperti masak, packing, dll. Setelah semua beres, kami siap melanjutkan perjalanan. Motor pun telah menunggu untuk didorong. Alhasil pagi itu kembali berolahraga yang tidak seharusnya. Sesampainya di pos perijinan, kami langsung menyelesaikan urusan administrasi dan segera bergegas untuk memulai trekking yang ditunggu-tunggu. Administrasi masuk gn.Papandayan dengan membayar Rp 2.000,00 untuk tiket masuk perorangan, dan Rp 5.000 - 10.000 untuk penitipan motor.
Awal perjalanan, pemandangan indah kawah gunung Papandayan membuat kami sulit untuk menutupi kekaguman. Bau belerang sedikit menusuk hidung kami, kepulan asap dari kawah menyembur seperti awan. Air yang mengalir di pos perijinan, sampai ke jalur dekat bukit yang longsor sedikit terkontaminasi belerang, rasanya sangat asam di mulut. Jadi jika ingin minum air dari sungai yang ada di sekitar kawah, ataupun daerah yang dekat kawah harap di cicipi sedikit saja dahulu, menghindari resiko keracunan. Selama tiga jam perjalanan, tidak henti-hentinya kami mengabadikan keindahan alam gn.Papandayan.
Akhirnya kami sampai di Pondok Saladah, tempat yang kami tuju dari pagi hari tadi. Pondok Saladah adalah tempat yang luas, dengan sabana yang indah dan Edelweiss yang menurutku selalu romantis untuk dilihat. Tempat yang mungkin akan selalu tersimpan dalam memoriku, dan kuharap memori teman-temanku.
Gallery Foto:
Dan inilah sang penulis
salam,
Ajie Tri Hutama
4 comments:
bagus jik, tipo nya dikit, nyaman gw bacanya :D
haha, iseng doang nulis nu..
tipo tuh apaan nu?
salah2 ketik jik..
imbs
Post a Comment