Ad


17 Agustus 2013, Tower Kemerdekaan

Dini hari pukul 04.00, aku telah siap untuk memanjat tower itu. Tower kemerdekaan kusebutnya. Tower yang dulu pernah menjadi salah satu saksi sejarah di bumi nusantara ini. Tower yang tegak berdiri menatap langit, kokoh dan perkasa. Bangunan yang selalu 'bisu' mengamati tumbuh kembangnya kampus putih biru, kampus IT Telkom.

Menapaki Kawah Cereme

Sehabis Idul Fitri Agustus 2012 lalu, langkah kaki ini memanggil untuk segera jalan-jalan. "Gunung, gunung, gunung." Sudah kangen rasanya ingin ngebolang di gunung. Merasakan hawa panas di siang hari dan hawa dingin yang terbalut hangat api unggun di malam harinya. Edelweis yang selalu menggoda dengan segala ceritanya, serta puncaknya yang selalu aku dambakan. Memang gunung selalu ngangenin. Ckckck ...

Ilmu Komputasi, Sejarah dan Perkembangannya

Fakultas Sains awalnya adalah unit pelaksana akademik untuk mata kuliah dasar dan umum, yang pada tahun 1992 namanya adalah BPDU (Biro Perkuliahan Dasar Umum). Kemudian pada tahun 1994 berubah nama menjadi PPDU (Program Perkuliahan Dasar Umum). Di tahun 2006, nama tersebut berubah kembali menjadi Departemen Sains. Saat nama kampus STT (Sekolah Tinggi Teknologi) Telkom berubah menjadi IT (Institut Teknologi) Telkom, semua departemen di bawah instansi harus berubah menjadi Fakultas, sehingga pada tahun 2007, Departemen Sains berubah nama menjadi Fakultas Sains.

Pondok Saladah, ILKOMERS @Papandayan

Hari itu Kamis, 14 Maret 2013. Rencana kami ke gn.Papandayan mulai sedikit kelihatan akan berhasil. Orang-orang bodoh yang bilang ingin ikut perjalanan, dengan semangat pergi ke pasar Gedebage untuk mencari perlengkapan trekking. Barang yang kami cari di pasar ini adalah celana lapangan yang bahannya cepat kering. Pasar itu kami telusuri, lihat kanan-kiri, dan mencari-cari barang yang kira-kira sesuai untuk dikenakan. Ada saran dari temanku untuk mencari di toko yang pernah ia datangi. Sarannya sangat membantu, walaupun dengan bekal denah seadanya.

Bingung di Saat Senggang? Coba tips ini :)

Saat liburan adalah saat yang paling dinanti-nanti oleh kebanyakan orang. Mungkin temen-temen yang baca berasal dari berbagai latar belakang pekerjaan yang berbeda. Ada yang kesehariaannya adalah pelajar, seperti saya ini gan yang seorang mahasiswa, sibuk dengan urusan kampus. Kosan, laboratorium, kampus, makanan sehari-hari. Atau ada yang bekerja sebagai karyawan? Yang duduk di depan komputer sambil mikirin kemajuan perusahaan nya tiap hari? Aktivitas keseharian yang padat memang membuat kita ingin lepas darinya. .

17 Agustus 2013, Tower Kemerdekaan

Dini hari pukul 04.00, aku telah siap untuk memanjat tower itu. Tower kemerdekaan kusebutnya. Tower yang dulu pernah menjadi salah satu saksi sejarah di bumi nusantara ini. Tower yang tegak berdiri menatap langit, kokoh dan perkasa. Bangunan yang selalu 'bisu' mengamati tumbuh kembangnya kampus putih biru, kampus IT Telkom. 
Tower IT Telkom

"Bagaimana aku menghabiskan 17 Agustus tahun ini?" Beberapa hari sebelumnya pemikiran itu selalu mengusikku. "Tower, tower, tower!" kata-kata itu selalu terngiang di telingaku. Bukan tanpa sebab aku menginginkannya. Hal ini adalah hal yang selalu kami lakukan di saat hari kemerdekaan Republik Indonesia, namun belum pernah sekalipun aku berpartisipasi di dalamnya. Lagipula, di tahun sebelumnya kami absen, dan aku tidak ingin melanjutkan ke-alpa-an ini.

Berbekal dengan termos air panas, peralatan untuk memanjat, cemilan seadanya, dan tidak lupa membawa bendera merah putih, aku, Syifa dan Tumingkel bergegas untuk memanjat tower kemerdekaan pada pagi-pagi buta.

Setelah meminta ijin dari penjaga pekerjaan konstruksi, kami bergegas menuju tangga di bagian Barat kaki tower. Setelah memastikan peralatan telah terpasang dengan aman, kami merangkak naik perlahan. Satu demi satu anak tangga kami pijak, pemandangan semakin tinggi, dan kegelapan menaungi di sekitar kami. Dengan menenteng drybag  di pundak, tubuhku harus sedikit merapat ke anak tangga. Setelah menempuh kurang lebih 100 meter vertikal selama 15 menit, kami tiba di puncak tower.

Angin malam yang bertiup, cahaya kerlap-kerlip dari bangunan di penjuru Bandung Selatan, pijakan yang sedikit bergoyang akibat terpaan angin mewarnai puncak tower dini hari itu. Sesampainya di tower kami membuat footloop yang diikat ke bagian atas tower, dan membuat pengaman di sana. Setelah aman untuk bersantai, kami menikmati pemandangan gelap yang diiringi cahaya oranye yang perlahan-lahan menampakkan wujudnya dari ufuk Timur.
pemandangan sunrise dari puncak tower IT Telkom

Dengan menikmati cemilan yang dibawa kami membicarakan sejarah tower ini. Tower ini adalah tower yang mengumandangkan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia ke seluruh bumi nusantara dan dunia melalui pemancar radio yang terdapat di sini. Seperti yang telah diketahui, dahulu kampus putih biru memiliki banyak tower, dan sekarang tinggal tersisa 2 tower. Saat mendengarkan cerita pak Heru (Warek bidang Akademik dan Kemahasiswaan saat ini), dulu untuk merobohkan tower-tower yang ada di sekitar kampus dibutuhkan waktu tidak lebih dari 3 minggu, sampai tower itu benar-benar roboh dan bersih diangkut. Untuk mengantisipasi semua tower dirobohkan, beliau membuat surat kepada pihak yayasan untuk menyelamatkan 4 tower yang ada karena alasan historis dan penelitian. Hasilnya, 2 tower yang sekarang ada di kampus IT Telkom masih dapat berdiri hingga sekarang dan kita masih bisa mengilhami kedua tower tersebut. CMIIW.

PROKLAMASI

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan Kemerdekaan Indonesia.

Hal-hal jang mengenai pemindahan kekuasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo jang se-singkat-singkatnja


Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 45
Atas nama bangsa Indonesia.

Soekarno/Hatta.

Suara kharismatik dari bapak bangsa Indonesia, Ir. Soekarno berkumandang di tower kemerdekaan. Pura-puranya sistem radio di tower ini sedang menyebarkan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia seperti dulu di tahun 1945 hehehe.. Rekaman proklamasi ini baru saja ku download dari link yang disebarkan melalui sms, dengan nama pengirim HUT RI 68. "Keren juga nih sekarang layanan provider ngasih beginian," pikirku dalam hati. Suara bung Karno memang kharismatik, membuatku ingin meniru intonasi dan caranya berbicara. 

Pagi menjelang, rasa kantukku semakin tak tertahankan. Di bawah masih cukup sepi, belum ada tanda-tanda upacara akan diadakan. Dengan mengambil sebuah sarung dari drybag, aku menutupi sebagian badanku dari terpaan angin yang dingin.

Perlahan demi perlahan sekumpulan orang berkumpul di sekitaran gd.K. Orang-orang dari berbagai arah mulai berdatangan menuju lapangan rektorat pertanda upacara akan segera dimulai. Barisan mulai terbentuk, peserta upacara, karyawan IT Telkom, serta satuan pengamanan kampus mengambil tempat. Terlihat wajah-wajah baru yang samar dari kejauhan, dengan penampilan yang seragam, mengikuti Upacara Peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-68.

Formasi upacara

Upacara tersebut berlangsung khidmat. Pemimpin upacara memimpin dengan semangat. Rektor pun telah mengambil tempat sebagai pembina upacara.

Tiba saatnya sang bendera kebanggaan untuk berkibar. Pasukan pengibar bendera memasuki lapangan upacara dan membuat formasi untuk mengibarkan bendera. Di saat bendera telah siap, kamipun bersiap untuk mengibarkan bendera merah putih. Merah putih tertinggi di kawasan kampus IT Telkom berkibar dengan diiringi lagu Indonesia Raya. 


Tanpa terasa, begitu cepat upacara berakhir. Upacara diakhiri dengan pemberian penghargaan kepada pasukan pengibar bendera dan Dr. Adiwijaya yang mendapatkan predikat dosen terbaik ke-2 se Jawa Barat-Banten (CMIIW).

Aku pun turut bangga kepada orang-orang yang telah berprestasi dan mengangkat nama negeri ini. Dan harapanku sebagai bagian penerus bangsa adalah untuk dapat mengisi kemerdekaan dengan berbagai prestasi dan karya untuk negeri ini. Bumi pertiwi yang kucintai.

Selamat hari Kemerdekaan Indonesia ke-68, jayalah selalu negeriku Indonesia!
Merdeka!!
Merdeka!!
Merdeka!!

Berkibarlah benderaku
Lambang suci gagah perwira
Di seluruh pantai Indonesia
Kau tetap pujaan bangsa

Siapa berani menurunkan engkau
Serentak rakyatmu membela
Sang merah putih yang perwira
Berkibarlah Slama-lamanya

Kami rakyat Indonesia
Bersedia setiap masa
Mencurahkan segenap tenaga
Supaya kau tetap cemerlang

Tak goyang jiwaku menahan rintangan
Tak gentar rakyatmu berkorban
Sang merah putih yang perwira
Berkibarkah Slama-lamanya

salam,


Ajie Tri Hutama

Galeri Foto:






Sumber gambar : dokumentasi penulis, http://i311.photobucket.com/albums/kk452/ediscybermedia/TowerKampusBiru.jpg


Menapaki Kawah Cereme

Sehabis Idul Fitri Agustus 2012 lalu, langkah kaki ini memanggil untuk segera jalan-jalan. "Gunung, gunung, gunung." Sudah kangen rasanya ingin ngebolang di gunung. Merasakan hawa panas di siang hari dan hawa dingin yang terbalut hangat api unggun di malam harinya. Edelweis yang selalu menggoda dengan segala ceritanya, serta puncaknya yang selalu aku dambakan. Memang gunung selalu ngangenin. Ckckck ...

Yang pertama cari partner. Anak-anak sekre Astacala pasti siap jalan. Dan kebetulan si Nganga ngajakin ngebolang buat Caving. Yah, lumayan lah, yang penting jalan-jalan, meskipun gak ke gunung. Alhasil kita janjian h-2 minggu kuliah sudah di Bandung untuk mempersiapkan perjalanan. Gembar-gembor di fb biar yang lain pada ingin ikutan juga. Itung-itung buat porter bawain alat kalo jadi Caving, hehehe..

Yah, namanya juga berencana, Allah juga yang menentukan. Sesampainya di sekre, ada orang, tapi tidak cukup untuk melakukan sebuah perjalan Caving sesuai standar perjalanan yang ada. Si Nganga ngambek mau pulang ke Jakarta, rencana berubah jadi ke gunung. Akhirnya pilihan jatuh pada Gunung Cereme yang, karena selain dekat, aku belum pernah kesana. Berbekal peta BAKOSURTANAL, kami  ber-enam (Aku, Nganga, Gianto, Diki, Cirit, dan Kiting) memulai perjalanan menapaki kawah gn.Cereme.

JALUR TRANSPORTASI
Dari Bandung kami menaiki Elf sampai Cirebon dengan harga Rp 35.000,00/orang. Lebih disarankan naik bus jurusan Cirebon karena lebih nyaman dan harganya tidak jauh berbeda. Sampai Cirebon, dilanjutkan naik Elf dengan harga Rp 10.000,00/orang untuk sampai ke pertigaan Linggajati. Dari Linggajati menuju pos Basecamp bisa ditempuh dengan angkot carteran, dengan harga sekitar Rp 50.000,00 - Rp 60.000,00.

JALUR PENDAKIAN
Untuk mencapai puncak gn.Cereme terdapat tiga jalur yang bisa dilalui. Jalur pertama melalui Apuy, sebuah jalur terpendek dengan pendakian cukup curam. Yang kedua Linggajati, dan ketiga adalah jalur Palutungan. Kami memilih jalur Linggajati untuk pendakian, dan jalur Palutungan untuk jalan pulang.

Jalur Palutungan menurut para pendaki merupakan jalur terberat dengan tanda-tanda jalur yang jelas. Dimulai dari pos Basecamp tempat mendaftarkan diri dan mebayar premi asuransi, kami bermalam di Cibunar. Cibunar jaraknya berdekatan dengan pos Basecamp, ditempuh dengan jalan kaki sekitar 15-20 menit. Cibunar adalah tempat satu-satunya untuk menyiapkan perbekalan air di saat musim kemarau. Sesudah pos Cibunar, pada musim kemarau gn.Cereme sulit menemukan air.
Pos Perijinan Jalur Linggajati
Pos Cibunar berada pada ketinggian sekitar 700 mdpl dan tujuan ku untuk bermalam di hari kedua adalah pos Sangga Buana yang berada di ketinggian 2500 mdpl. Hari pertama pendakian adalah hari yang cukup melelahkan, karena jalur trekking yang panjang. Persiapkan cadangan air yang cukup banyak agar tidak kehabisan air di tengah jalan.

Beberapa pos yang kami lewati adalah Cibunar - Leuweng Datar - Condang Amis - Kuburan Kuda - Pangalap - Batu Lingga - Sangga Buana (CMIIW, karena hanya berdasarkan ingatan). Di sepanjang perjalanan, didominasi dengan Hutan Gunung yang cukup lebat dengan jalur yang terlihat jelas. Selain itu, debu sangat tebal mengikuti tiap langkah kaki kami, disarankan untuk membawa maske apabila tidak tahan terhadap debu. Foto-foto perjalanan ke Sangga Buana :






Keesokan paginya kami melanjutkan perjalanan hingga sampai ke puncak. Jalur dari Pangasinan hingga ke puncak di dominasi dengan batu-batuan gunung yang menanjak. Debu semakin banyak di jalur ini hingga ke puncak. Pangasinan adalah batas vegetasi terakhir di jalur pendakian Linggajati.
Istirahat sejenak di shelter Pangasinan

Pangasinan
Setelah jalan menanjak yang cukup panjang, akhirnya puncak yang dinanti-nanti digapai. Lelah, campur keringat akibat kepanasan terbayar dengan pemandangan kawah Cereme yang menganga luas. Kami menghabiskan beberapa jam di puncak untuk istirahat dan mengabadikan momen.

Waktu beranjak siang, matahari tepat berada di atas kepala. Saatnya untuk turun. Kami memutari bibiran kawah Cereme mencari jalur menuju Palutungan. Jalur turun menuju Palutungan didominasi dengan batuan gunung juga. Pada jalur turun ini, terbagi menjadi dua, apabila kita mengambil arah kanan saat pertigaan, kita akan turun lewat jalur Apuy, sedangkan kiri untuk ke Palutungan.

Jalur turun melewati beberapa variasi jalan. Jalan berbatu di awal, kemudian di tengah-tengah jalan terdapat Goa Walet yang mulu goanya sangat besar, dan hutan gunung setelah goa Walet sampai ke pos bawah. Banyak sekali papan-papan pengumuman di tiap pos yang mengingatkan untuk tidak berbicara dan buang air kecil sembarangan. Mungkin ini adalah pantangan yang harus diingat oleh setiap pendaki saat mendaki gunung apapun.

Akhirnya kami sampai di pos terakhir di kaki gunung Cereme. Pemandangan indah ala perkebunan di depan mata. Aku tidak dapat menutupi rasa kangenku pada kehidupan kota.

Foto-foto Perjalanan:
bersama anak Karemata IPB


Om-om beken I

Om-om beken II

Om-om beken III 

yang tengah off I
:V

yang tengah off II
:V

Jalan menuju goa Walet

Mulut goa Walet

Papan penunjuk arah
  
Pos Palutungan, kaki gunung Cereme

salam,



Ajie Tri Hutama


Musyawarah Anggota ASTACALA 2013


Musyawarah Anggota ASTACALA merupakan sebuah forum yang kekuasaan dan kedudukannya paling tinggi dalam struktur organisasi Perhimpunan Mahasiswa Pecinta Alam ASTACALA IT Telkom. Dalam acara tersebut akan disampaikan laporan pertanggungjawaban dari Dewan Pengurus yang menjabat selama periode bersangkutan kepada semua anggota ASTACALA yang hadir saat itu. Selain laporan pertanggungjawaban, pada Musyawarah Anggota juga diadakan proses pemilihan ketua Astacala yang baru untuk periode kepengurusan berikutnya.

Musyawarah Anggota ASTACALA untuk periode kali ini mengambil waktu pada tanggal 19 - 21 April 2013, bertempat di Ruang Seminar Gedung Student Center Kampus IT Telkom. Acara dimulai pukul 19.30 WIB dengan dipimpin oleh tiga presidium sidang sementara, yaitu  M. Arief Naibaho (AM - 010 - MG), sebagai presidium satu yang juga merupakan ketua panitia, Ajie "Popos" (A - 097 - AP) sebagai presidium dua, dan Maulana "Ulil" Prima (A - 107 - LH) sebagai presidium sidang tiga. Prosesi pembukaan dipimpin oleh presidium sidang yang ditandai dengan pembacaan doa dan pengetukan palu sidang sebagai tanda dimulainya Musyawarah Anggota ASTACALA tahun 2013 secara resmi.

Agenda sidang Musyawarah Anggota ASTACALA tahun 2013 kali ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu :
·         Pra Sidang
·         Sidang Laporan Pertanggungjawaban
·         Sidang Pleno
·         Sidang Paripurna

Dalam Pra Sidang Musyawarah Anggota dilakukan "penggodokan" tata cara dan peraturan yang berlaku di dalam jalannya musyawarah anggota tersebut. Pra Sidang Musyawarah Anggota ASTACALA tahun 2013 dimulai pukul 19.40 WIB dan berakhir keesokan harinya pukul 10.30 WIB dengan hasil yaitu surat keputusan (SK) nomor: I/MUSANG/KEP/IV/2013 tentang Tata Tertib Musyawarah Anggota ASTACALA Tahun 2013, SK nomor : II/MUSANG/KEP/IV/2013 tentang Agenda Sidang Musyawarah Anggota ASTACALA Tahun 2013, SK nomor : III/MUSANG/KEP/IV/2013 tentang Tata Cara Pemilihan Presidium Musyawarah Anggota ASTACALA Tahun 2013, dan terakhir SK nomor : IV/MUSANG/KEP/IV/2013 tentang Pemilihan Presidium Tetap Musyawarah Anggota ASTACALA Tahun 2013.

Dengan keluarnya SK nomor : IV/MUSANG/KEP/IV/2013 tentang Pemilihan Presidium Tetap Musyawarah Anggota ASTACALA Tahun 2013, maka pimpinan sidang diserahkan kepada presidium tetap yang beranggotakan tiga orang, Andi "Acong" Wirawan (A - 068 - KA), Fitra "Om" Ariffanto (A - 109 - LH), dan Lanang Prayogo (AM - 012 - LH).
Presidium Sidang Sementara
Usai agenda Pra Sidang dilaksanakan, maka rangkaian acara berlanjut ke tahap Sidang Laporan Pertanggungjawaban dari Dewan Pengurus (DP) periode 2011 - 2013, yang dibuka dengan pembacaan bab pendahuluan Laporan Pertanggungjawaban DP 2011-2013 oleh Rahmadian "Tumingkel" Ikhsanul (A - 089 - LP) sebagai ketua Astacala periode 2011-2013 kepada seluruh peserta sidang. Di dalam tahap ini dilakukan diskusi dan evaluasi terhadap kinerja DP periode 2011 - 2013. Dalam diskusi tersebut dihasilkan rekomendasi-rekomendasi yang kelak akan dijadikan bekal kepengurusan di periode selanjutnya. Sidang Laporan Pertanggungjawaban ini berakhir pada hari Minggu, 21 April pukul 15.00 WIB.

Kemudian acara berlanjut dengan pemilihan ketua ASTACALA untuk periode 2013 - 2015, acara yang menurut penulis sangat krusial dalam menentukan laju organisasi ini untuk dua tahun mendatang. Dalam pelaksanaannya, tahap ini berlangsung dalam 3 tahapan, yaitu:
·         Tahap pemilihan bakal calon
·         Tahap eliminasi menjadi 5 calon
·         Tahap eliminasi menjadi 2 calon

Tahap pertama, dilakukan pemilihan bakal calon ketua dengan mengeliminasi Anggota Biasa yang telah berada pada masa kritis secara studi, kecuali yang bersangkutan tetap bersedia untuk dicalonkan. Setelah dilakukan eliminasi, maka terpilihlah calon-calon ketua ASTACALA yang memenuhi syarat tersebut. Proses pada tahapan pertama ini sendiri dilakukan secara mufakat oleh semua peserta sidang, menghasilkan sejumlah 10 calon ketua.
Pembacaan pendahuluan
Suasana Musyawarah Anggota
Presidium tetap Musang 2013
Kemudian dilakukan pemungutan suara tahap pertama untuk mengeliminasi calon menjadi hanya lima calon ketua. Dari pemungutan suara tahap pertama, terpilih lima orang yaitu Sufyan "Tenyom" Sauri (A – 110 – LH), Rendy "Asu" Apriyando (A - 107 - AP), Dhiky "Ngapak" Wahyudi (A - 105 - LH), Ajie "Popos" (A - 097 - AP) dan Arnan "Nganga" Arminanto (A - 098 - AP). Setelah terpilih lima calon, dilakukan penjelasan visi dan misi oleh kelima calon tersebut apabila terpilih sebagai ketua ASTACALA periode selanjutnya. Usai mendengarkan visi misi dari lima calon ketua, diadakan proses dengar pendapat oleh peserta sidang, baik Anggota Biasa maupun Anggota Muda yang hadir. Proses ini berlangsung dengan seru, suasana ruang sidang dipenuhi dengan beragam ekspektasi dan lobi-lobi yang dilakukan dari tiap anggota yang menginginkan calonnya memenangkan pemilihan ini.

Akhirnya terpilih dua calon akhir yang maju ke tahap ketiga, yaitu Tenyom dan Arnan. Di tahap ketiga ini peserta sidang diberikan kesempatan untuk memberikan pertanyaan terhadap dua calon yang kelak salah satunya akan memimpin ASTACALA. Besar harapan terhadap siapapun yang memimpin organisasi ini untuk membawa ke arah yang lebih maju dan sesuai dengan visi misi ASTACALA. Hasil akhir pemilihan adalah 17 suara untuk Tenyom dan 18 suara untuk Arnan. Dengan hasil demikian, maka dipastikan untuk dua tahun ke depan ASTACALA telah mempunyai leader yang baru, yaitu Arnan "Nganga" Arminanto (A - 098 - AP).

Agenda Sidang Paripurna berisi pembacaan Surat Ketetapan nomor : I/MUSANG/TAP/IV/2013 tentang Laporan Pertanggungjawaban Dewan pengurus 2011 - 2013, nomor : II/MUSANG/TAP/IV/2013 tentang Rekomendasi Musyawarah Anggota ASTACALA tahun 2013 dan nomor: III/MUSANG/TAP/IV/2013 tentang Pemilihan Ketua ASTACALA periode 2013 - 2015. Dan dengan berakhirnya rangkaian sidang yang telah berjalan selama hampir tiga hari ini, maka berakhir pula Musyawarah Anggota ASTACALA tahun 2013.

Selamat untuk Arnan Arminanto sebagai ketua terpilih, selamat mengemban amanah dan semoga bisa membawa ASTACALA semakin berkembang!

Viva ASTACALA!!!

Ilmu Komputasi, Sejarah dan Perkembangannya

Cerita ini dibuat sebagai salah satu bentuk perjuangan melawan lupa. Terinspirasi oleh buku karangan seorang senior, mentor, dan panutan yang walaupun tidak pernah bertukar pikiran secara langsung, namun pemikirannya melekat di dalam kehidupanku.






Semua berawal ketika aku menjalani masa-masa penantian kelulusan. Kelulusanku dari sebuah sekolah menengah atas di kota kecil yang tenang bernama Bandar Lampung. Masa-masa dimana semua berjalan seperti angin berlalu, tanpa mengetahui apa yang menjadi arah tujuanku. Apa yang aku inginkan, dan akan menjadi apa aku setelah dewasa kelak? Aku selalu berfikir, aku harus lebih hebat dari ayahku, yang seorang engineer, dewasa secara pemikiran dan mental, dan masih banyak lagi yang belum bisa kulampaui dari beliau.

Masa-masa penantian itu adalah salah satu masa yang cukup berat. Tes untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, jenjang perkuliahan, cukup banyak. Dari masa yang cukup berat itu aku mengetahui suatu hal. Usaha akan berbanding lurus dengan hasil yang didapatkan, dan Tuhan akan memberikan apa yang pantas untuk kita.

Akhirnya setelah perjuangan panjang, aku berhasil untuk mendapatkan kursi kuliah di salah satu perguruan tinggi yang memiliki prestise, yaitu di kampus IT Telkom, dengan nama jurusan yang terdengar sangat asing di telingaku. Jurusan itu mempunyai nama Ilmu Komputasi, di bawah naungan fakultas Sains IT Telkom. Tidak ada bayangan akan menjalani kuliah seperti apa ketika pertama kali aku mendengar nama itu.
51.gif
***

Ketika aku masuk, di bulan Agustus 2009, jurusan Ilmu Komputasi belum mempunyai mahasiswa didik. Aku dan teman-temanku lah yang menjadi angkatan pertamanya. Sebagai angkatan pertama, banyak keraguan yang terdapat di dalam benakku dan teman-temanku dengan tidak adanya bimbingan dari seorang senior yang kerap dirasakan oleh adik-adik tingkatku. Namun walaupun dengan segala kekurangan sebagai angkatan pertama, keraguan itu telah terhapus seiring berjalannya waktu. Karena jurusan ini ada bukan hanya karena harus ada, namun dikarenakan mengikuti perkembangan jaman dan kebutuhan akan kemampuan dalam bidang komputasi. Dalam perindustrian yang memiliki kompleksitas teknologi yang cukup tinggi, kemampuan modelling dan komputasi yang didapat dari jurusan ini dapat digunakan dengan baik. Sebenarnya bagaimana sejarah terbentuknya jurusan ini?

Sejarah munculnya jurusan ini tidak lepas dari sejarah perkembangan Fakultas Sains, dan perkembangan sejarah Fakultas Sains tidak lepas dari sejarah perjalanan kampus putih biru IT Telkom.
56.gif

Fakultas Sains awalnya adalah unit pelaksana akademik untuk mata kuliah dasar dan umum, yang pada tahun 1992 namanya adalah BPDU (Biro Perkuliahan Dasar Umum). Kemudian pada tahun 1994 berubah nama menjadi PPDU (Program Perkuliahan Dasar Umum). Di tahun 2006, nama tersebut berubah kembali menjadi Departemen Sains. Saat nama kampus STT (Sekolah Tinggi Teknologi) Telkom berubah menjadi IT (Institut Teknologi) Telkom, semua departemen di bawah instansi harus berubah menjadi Fakultas, sehingga pada tahun 2007, Departemen Sains berubah nama menjadi Fakultas Sains.

Sejak awal didirikannya Fakultas Sains, ada dua prodi (program studi) yang diinisiasi, yaitu Ilmu Komputasi dan Teknik Fisika. Setelah dilakukan penggodokan yang matang, pada tahun 2008 telah berdiri program studi Ilmu Komputasi dan Teknik Fisika di dalam Fakultas Sains. Dengan banyak pertimbangan, pembukaan pendaftaran kedua program studi tersebut baru dimulai pada SMBB 2009 (seleksi masuknya kampus IT Telkom) .

Secara resmi jurusan Ilmu Komputasi terdaftar di Dikti dengan SK nomor 90/D/T/2009 , pada 21 Januari 2009. Tanggal itu menjadi tanggal lahir nya prodi Ilmu Komputasi secara resmi. Sampai saat ini, hanya ada satu jurusan Ilmu Komputasi di Indonesia, dan hanya ada di kampus putih biru IT Telkom.
11.gif

Di tahun 2013 ini, prodi Ilmu Komputasi (IK) telah menjalani tahun ke-empatnya di kampus IT Telkom. Semenjak berdiri telah banyak perkembangan yang terjadi di dalam tubuh jurusan ini. Yuk kita bahas dari pertama kali aku mengikuti perkuliahan disini..
55.gif
C

Di awal perkuliahan, fakultas Sains belum mempunyai laboratorium sendiri. Hal ini dikarenakan pemindahan asset fakultas lain yang bertempat di Gedung C lt.1 belum selesai dilakukan. Seiring berjalan waktu, pemindahan dimulai dan pembangunan laboratorium untuk mendukung perkuliahan tingkat II, III, dan IV prodi IK dilakukan. Laboratorium yang telah siap di awal aku masuk kuliah adalah lab. Fisika Dasar dan lab. Dasar Komputer.

Di tahun 2011, berdiri suatu lab. yang sekarang menjadi salah satu jantung di dalam praktikum perkuliahan prodi IK. Awalnya lab. tersebut tidak bernama, namun tujuannya jelas, mendukung perkuliahan di tingkat II dan III. Kemudian Asisten Lab. dan Asisten Praktikum pertama yang terhimpun di dalamnya memilih nama dalam bahasa Inggris, yaitu Basic Computation Laboratory sebagai nama lab. tersebut. Namanya biasa disingkat dengan sebutan 'BCL' . Namun BCL yang ini bukan Bunga Citra Lestari lohh.. BCL disini sama dengan yang sudah disebutkan di atas, yaitu Basic Computation Laboratory.
40.gif

Suasana Lab BCL :)
Cewe-cewe BCL
26.gif

Laboratorium Komputasi

Di tahun-tahun berikutnya aktivitas lab. semakin bertambah dengan dibangunnya dua lab baru, yaitu Lab. Komputasi Kinerja Tinggi, dan Lab Pemodelan Simulasi. Hal ini dilakukan untuk mendukung perkuliahan yang ada di dalam prodi IK itu sendiri.

Di tahun ke-empat ini, prodi Ilmu Komputasi sudah siap untuk mengeluarkan lulusan pertamanya.. Selamat yah teman-teman, yang jadi lulusan perdana dari angkatan kita! Semoga makin jaya di luar sana!
103.gif

Nahh, begitulah teman-teman, bagaimana sekilas sejarah dan perkembangan jurusan Ilmu Komputasi di kampus IT Telkom. Sebenarnya masih banyak yang ingin kuceritakan tentang jurusan ini, tapi tidak sekarang. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua, sebagai salah satu bentuk perjuangan melawan lupa, karena orang yang melupakan sejarah, tidak akan mendapatkan pembelajaran.


salam, 



Ajie Tri Hutama

Pondok Saladah, ILKOMERS @Papandayan


Make some memories! m204.gif

Tahun terakhir kuliah di kampus tercinta membuatku ingin punya kenangan sebanyak-banyaknya. Mungkin terdengar klise, tapi yah memang begini lah adanya yang ada di pikiranku. Hal yang kita lakukan saat ini, inilah yang akan kita ceritakan ke teman-teman, pacar, bahkan mungkin anak-anak kita.

Aku punya mimpi di kampus ini, mimpi yang mungkin terlalu tinggi untuk dicapai. Yah, pada cerita kali ini tak perlu lah rasanya kita bahas mimpi-mimpi itu. Aku hanya ingin bercerita tentang perjalanan bersama orang-orang bodoh (anak-anak Ilmu Komputasi 2009) yang menjadi salah satu keluargaku di kampus ini, bertualang di alam bebas. Salah satu mimpiku yang sudah tercapai.
27.gif.

Hari itu Kamis, 14 Maret 2013. 
Rencana kami ke gn.Papandayan mulai sedikit kelihatan akan berhasil. Orang-orang bodoh yang bilang ingin ikut perjalanan, dengan semangat pergi ke pasar Gedebage untuk mencari perlengkapan trekking. Barang yang kami cari di pasar ini adalah celana lapangan yang bahannya cepat kering. Pasar itu kami telusuri, lihat kanan-kiri, dan mencari-cari barang yang kira-kira sesuai untuk dikenakan. Ada saran dari temanku untuk mencari di toko yang pernah ia datangi. Sarannya sangat membantu, walaupun dengan bekal denah seadanya.
cz15.gif . Nih denahnya :
Denah seadanya dari si Ocul 20.gif
Akhirnya kami menemukan barang-barang yang sesuai dengan keinginan. Ada yang galau, ada yang ingin beli tapi harga tidak sesuai, campur aduk perasaan semua ada di pasar! 
Dari pasar Gedebage, kami menuju SuperIndo dekat Ciwastra, tempat kami belanja bahan makanan. SuperIndo itu sebuah supermarket, yang harganya tidak terlalu jauh berbeda dengan pasar. Hanya lebih mahal sekitar 2ribu - 3ribu, menurutku. 

Sore berganti malam. Hal-hal yang sudah dipersiapkan siap dipacking. Walaupun jalan-jalan, standarnya tetap standar aman lhoo. Karena aman tuh nomor 1 ya teman-teman. Aman dulu baru nyaman. Oke?
07.gif
Berbekal peta Bakosurtanal Negla skala 1 : 25.000, kompas, dan alat-alat lainnya, besok kami siap berangkat.

Jum'at, 15 Maret 2013
Perjalanan dimulai dengan berkumpul di SC (Student Center) jam 16.00 WIB. Karena sedikit miss komunikasi jad berangkat jam 16.30. Yah, walaupun ngaret berangkat, tapi sejauh ini lancar-lancar saja sesuai rencana. Sebelum berangkat, sebagai mahasiswa yang gila foto, kami foto bersama dahulu 40.gif

Setelah foto bersama, kami melakukan perjalanan darat dari Bandung - Garut menggunakan motor. Untuk sampai ke Garut, dibutuhkan waktu sekitar 2,5 - 3 jam. Jalur yang ditempuh adalah IT Telkom (Dayeuh Kolot) - Soekarno Hatta - Rancaekek - Nagrek - Garut. Sesampainya di Garut, perjalanan belum usai. Untuk mencapai kaki gunung Papandayan, kita harus melanjutkan perjalanan ke desa Cisurupan, Kabupaten Garut. Dari Garut menuju desa Cisurupan dapat ditempuh dalam kurang lebih 1 jam perjalanan.

Akhirnya kami sampai di desa Cisurupan! Sampai di pintu selamat datang kawasan wisata gn.Papandayan, hari sudah malam. Jalur terjal menanjak cukup menantang bagi pengendara motor yang belum pernah kesana. Beberapa kali orang yang dibonceng harus turun sejenak dikarenakan motor yang tidak kuat menanjak.

Di tengah perjalanan, salah satu motor kami mengalami kerusakan. Alhasil untuk sekitar satu jam, kami mendorong motor di tanjakan yang cukup terjal itu. Olahraga malam yang tidak diharapkan.  m029.gif.

Dikarenakan hari yang sudah malam, aku memutuskan untuk mendirikan camp di kebun yang ada di sekitar jalur tanjakan. Akhirnya malam itu, kami menikmati malam di kebun yang indah. Anggap saja namanya kebun perjuangan.
 51.gif.

Sunrise di kebun kaki gn.Papandayan
Camp pagi hari
Masakan hutan :3
Orang-orang bodoh
Sabtu, 16 Maret 2013
Kami melanjutkan perjalanan di pagi hari dengan aktifvitas camp, seperti masak, packing, dll. Setelah semua beres, kami siap melanjutkan perjalanan. Motor pun telah menunggu untuk didorong. Alhasil pagi itu kembali berolahraga yang tidak seharusnya. Sesampainya di pos perijinan, kami langsung menyelesaikan urusan administrasi dan segera bergegas untuk memulai trekking yang ditunggu-tunggu. Administrasi masuk gn.Papandayan dengan membayar Rp 2.000,00 untuk tiket masuk perorangan, dan Rp 5.000 - 10.000 untuk penitipan motor. 

Awal perjalanan, pemandangan indah kawah gunung Papandayan membuat kami sulit untuk menutupi kekaguman. Bau belerang sedikit menusuk hidung kami, kepulan asap dari kawah menyembur seperti awan. Air yang mengalir di pos perijinan, sampai ke jalur dekat bukit yang longsor sedikit terkontaminasi belerang, rasanya sangat asam di mulut. Jadi jika ingin minum air dari sungai yang ada di sekitar kawah, ataupun daerah yang dekat kawah harap di cicipi sedikit saja dahulu, menghindari resiko keracunan. Selama tiga jam perjalanan, tidak henti-hentinya kami mengabadikan keindahan alam gn.Papandayan.

Akhirnya kami sampai di Pondok Saladah, tempat yang kami tuju dari pagi hari tadi. Pondok Saladah adalah tempat yang luas, dengan sabana yang indah dan Edelweiss yang menurutku selalu romantis untuk dilihat. Tempat yang mungkin akan selalu tersimpan dalam memoriku, dan kuharap memori teman-temanku.



Gallery Foto:


























Dan inilah sang penulis 
 13.gif



salam,

Ajie Tri Hutama









Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More